Kamis, 14 Oktober 2010

Bob Sadino

Bob Sadino (lahir di Lampung, 9 Maret 1933; umur 77 tahun), atau akrab dipanggil om Bob, adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Ia adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, ia sering terlihat menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya.
Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.
Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.
Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika itu hanya Rp.100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dialaminya.[1]
Suatu hari, seorang teman menyarankan Bob memelihara dan berbisnis telur ayam negeri untuk melawan depresinya. Bob tertarik dan mulai mengembangkan usaha peternakan ayam. Ketika itu, di Indonesia, ayam kampung masih mendominasi pasar. Bob-lah yang pertama kali memperkenalkan ayam negeri beserta telurnya ke Indonesia. Bob menjual telur-telurnya dari pintu ke pintu. Ketika itu, telur ayam negeri belum populer di Indonesia sehingga barang dagangannya tersebut hanya dibeli oleh ekspatriat-ekspatriat yang tinggal di daerah Kemang, serta beberapa orang Indonesia yang pernah bekerja di luar negeri. Namun seiring berjalannya waktu, telur ayam negeri mulai dikenal sehingga bisnis Bob semakin berkembang. Bob kemudian melanjutkan usahanya dengan berjualan daging ayam. Selain memperkenalkan telur ayam negeri, ia juga merupakan orang pertama yang menggunakan perladangan sayur sistem hidroponik di Indonesia.
Catatan awal tahun 1985 menyebutkan, rata-rata per bulan perusahaan Bob menjual 40-50 ton daging segar, 60-70 ton daging olahan, dan sayuran segar 100 ton.[2]
http://id.wikipedia.org/wiki/Bob_Sadino

Ir Ciputra Pengusaha Sukses, Sebuah Inspirasi

Profil dan Otobiografi Singkat Ir. Ciputra

Ir. Ciputra (lahir di Parigi, Sulawesi Tengah, 24 Agustus 1931; umur 77 tahun) adalah seorang insinyur dan pengusaha di Indonesia. Ciputra menghabiskan masa kecil hingga remajanya di sebuah desa terpencil di pojokan Sulawesi Utara. Begitu jauhnya sehingga desa itu sudah nyaris berada di Sulawesi Tengah. Jauh dari Manado, jauh pula dari Palu. Sejak kecil Ciputra sudah merasakan kesulitan dan kepahitan hidup. Terutama saat bapaknya ditangkap dan diseret dihadapannya oleh pasukan tak dikenal, dituduh sebagai mata-mata Belanda/ Jepang dan tidak pernah kembali lagi (pada tahun 1944). Ketika remaja sekolah di SMP Frater Donbosco Manado.

Ketika tamat SMA, kira-kira saat dia berusia 17 tahun, dia meninggalkan desanya menuju Jawa, lambang kemajuan saat itu. Dia ingin memasuki perguruan tinggi di Jawa. Maka, masuklah dia ke ITB (Institut Teknologi Bandung). Keputusan Ciputra untuk merantau ke Jawa tersebut merupakan salah satu momentum terpenting dalam hidupnya yang pada akhirnya menjadikan Ciputra orang sukses. Keputusan Ciputra untuk merantau ketika tamat SMA merupakan keputusan yang tepat, karena pada usia tersebut muncul adanya keinginan untuk bebas yang disertai rasa tanggung jawab pada diri individu. Ciputra adalah perantau yang sempurna. Dia mendapatkan kebebasan, tapi juga memunculkan rasa tanggung jawab pada dirinya.

Bagi Ciputra, perintis pengembang properti nasional sekaligus pembangun 20 kota satelit di seluruh Indonesia, pengalaman hidup susah sejak kecil adalah pemicu kesuksesannya. Ciputra yang lahir di Parigi, Sulawesi Tengah 77 tahun lalu, harus merasakan kerasnya hidup sejak usia 12 tahun, tanpa ayah. Sang ayah ditangkap tentara pendudukan Jepang dan akhirnya meninggal di penjara.

Sebagai bungsu dari 3 bersaudara, Ciputra kecil harus bergelut dengan berbagai pekerjaan untuk mencari uang membantu sang ibu yang berjualan kue. Ciputra yang mengaku sangat bandel dan nakal sejak kecil, juga harus berjalan kaki tanpa alas kaki sejauh 7 kilometer ke sekolah setiap hari. Kenakalan Ciputra terlihat dari sifatnya yang seenaknya sendiri. Saat disuruh belajar bahasa Belanda, Jepang atau China, dia malas. Dia hanya mau belajar bahasa yang dianggapnya akan berguna baginya, yaitu bahasa Indonesia. Akibatnya, saat usia 12 tahun dia masih di kelas 2 SD karena berkali-kali tinggal kelas.

Pasca ditinggal sang ayah, barulah Ciputra bangkit dan mau belajar giat hingga selalu menjadi nomor 1 di sekolah. Kegemilangan prestasi Ciputra terus berlanjut hingga mampu menamatkan kuliah di jurusan arsitektur ITB. Setelah lulus kuliah, jiwa wirausaha Ciputra mengantarkannya menjadi raksasa pengembang properti di tanah air lewat PT Pembangunan Jaya saat itu, dan akhirnya menjadi grup Ciputra. Dan hingga kini, berbagai bangunan properti yang menghiasi wajah Jakarta, tak bisa dilepaskan dari campur tangan seorang Ciputra.
http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Ir%20Ciputra%20Pengusaha%20Sukses,%20Sebuah%20Inspirasi&&nomorurut_artikel=314

Aburizal Bakrie

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Aburizal Bakrie
Aburizal Bakrie

Sedang Menjabat
Mulai menjabat 
9 Oktober 2009
Pendahulu Jusuf Kalla

Masa jabatan
7 Desember 2005 – 21 Oktober 2009
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Pendahulu Alwi Shihab
Pengganti Agung Laksono

Masa jabatan
21 Oktober 2004 – 6 Desember 2005
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Pendahulu Dorodjatun Kuntjoro-Jakti
Pengganti Boediono

Lahir 15 November 1946 (umur 63)
Jakarta, Indonesia
Partai politik Golongan Karya
Suami/Istri Tatty Murnitriati
Anak Anindya Noverdian Bakrie
Anindhita Anestya Bakrie
Anindra Ardiansyah Bakrie
Orang tua Achmad Bakrie
Agama Islam
Situs resmi icalbakrie.com
Akun twitter aburizalbakrie
Ir. H. Aburizal Bakrie (lahir di Jakarta, 15 November 1946; umur 63 tahun) adalah seorang pengusaha Indonesia yang merupakan Ketua Umum Partai Golkar sejak 9 Oktober 2009. Ia pernah menjabat Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat dalam Kabinet Indonesia Bersatu. Sebelumnya ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian dalam kabinet yang sama, namun posisinya berubah dalam perombakan yang dilakukan presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 5 Desember 2005.
Dia adalah anak sulung dari keluarga Achmad Bakrie, pendiri Kelompok Usaha Bakrie, dan akrab dipanggil Ical. Selepas menyelesaikan kuliah di Fakultas Elektro Institut Teknologi Bandung pada 1973, Ical memilih fokus mengembangkan perusahaan keluarga, dan terakhir sebelum menjadi anggota kabinet, dia memimpin Kelompok Usaha Bakrie (1992-2004).
Selama berkecimpung di dunia usaha, Ical juga aktif dalam kepengurusan sejumlah organisasi pengusaha. Sebelum memutuskan meninggalkan karier di dunia usaha, dia menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) selama dua periode (1994-2004).
Pada 2004, Ical memutuskan untuk mengakhiri karier di dunia usaha, setelah mendapat kepercayaan sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Kabinet Indonesia Bersatu periode 2004-2009. Dan sejak terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar 2009-2010, waktu dan energinya tercurah untuk mengurus partai.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Keluarga

Aburizal mempunyai tiga adik yaitu sebagai berikut
Aburizal menikah dengan Tatty Murnitriati dan dikaruniai tiga anak sebagai berikut:

[sunting] Pendidikan

[sunting] Pekerjaan

  • 1992 - sekarang Komisaris Utama/Chairman, Kelompok Usaha Bakrie
  • 1989 – 1992 Direktur Utama PT. Bakrie Nusantara Corporation
  • 1988 – 1992 Direktur Utama PT Bakrie & Brothers
  • 1982 – 1988 Wakil Direktur Utama PT. Bakrie & Brothers
  • 1974 –1982 Direktur PT. Bakrie & Brothers
  • 1972 – 1974 Asisten Dewan Direksi PT. Bakrie & Brothers

[sunting] Organisasi

Kabinet aburizal-b.jpg
  • 2009 - 2014 Ketua Umum DPP Partai GOLKAR
  • 2004 - 2009 Anggota Dewan Penasehat DPP Partai GOLKAR
  • 2000 – 2005 Anggota Dewan Pakar ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia)
  • 1999 – 2004 Ketua Umum KADIN (Kamar Dagang dan Industri Indonesia) periode II
  • 1996 – 1998 Presiden, Asean Chamber of Commerce & Industry
  • 1996 – 1997 International Councellor, Asia Society
  • 1994 - 1999 Ketua Umum KADIN periode I
  • 1993 – 1998 Anggota, Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) – periode II
  • 1993 – 1995 Anggota Dewan Penasehat, International Finance Corporation
  • 1993 – 1995 Presiden ASEAN Business Forum (d/h Institute of South East Asian Business) – periode II
  • 1991 - 1993 Presiden ASEAN Business Forum (d/h Institute of South East Asian Business) – periode I
  • 1989 – 1994 Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia
  • 1988 – 1993 Wakil Ketua Umum, KADIN Bidang Industri dan Industri Kecil
  • 1988 - 1993 Anggota, Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) – periode I
  • 1985 – 1993 Ketua Bidang Dana PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Indonesia)
  • 1984-sekarang Anggota, Partai Golongan Karya
  • 1984 – 1988 Wakil Ketua, Asosiasi Kerjasama Bisnis Indonesia – Australia
  • 1977 – 1979 Ketua Umum, HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia)
  • 1976 – 1989 Ketua Umum, Gabungan Pabrik Pipa Baja Seluruh Indonesia
  • 1975: Ketua Departemen Perdagangan HIPMI
  • 1973 – 1975 Wakil Ketua Departemen Perdagangan, HIPMI

[sunting] Penghargaan

  • 1997 Penghargaan “ASEAN Business Person of the Year” dari the ASEAN BusinessForum
  • 1995 Pengharagaan “Businessman of the Year” dari Harian Republika
  • 1986 Penghargaan “The Outstanding Young People of the World” dari the Junior Chamber of Commerce
 http://id.wikipedia.org/wiki/Aburizal_Bakrie

Kisah Sukses Seorang Wirausahawan Sosial

Peringatan 70 tahun usia Bambang Ismawan, lahir 7 Maret 1938, ditandai dengan terbitnya dua buku. Buku pertama berjudul Bambang Ismawan Bersama Wong Cilik dan buku kedua Mazmur Ismawan.

Delapan puluh dari 284 halaman buku pertama berisi perjalanan hidup Bambang Ismawan, lengkapnya Fransiskus Xaverius Bambang Ismawan, mulai dari desa kelahirannya di Babat, Lamongan, Jawa Timur, sampai di Jakarta, tepatnya di Cimanggis, Jawa Barat; sisanya sekitar 200 halaman berisi komentar-komentar teman, kolega, dan orang-orang yang pernah bersentuhan dengan Bambang Ismawan atau Bina Swadaya, yayasan yang menaungi berbagai usaha Bambang Ismawan bersama sejumlah kerabatnya.

Adapun buku kedua berisi napak tilas jejak langkah Bambang Ismawan, sebuah perjalanan retret bersama istri, Sylvia Ismawan, dan sejumlah teman dekat selama tujuh hari, menziarahi berbagai tempat di Jawa, dari Babat sampai Cimanggis. Kedua buku terangkai sebagai kisah sukses seorang wirausahawan sosial Bambang Ismawan.

Nama Bambang Ismawan tak bisa dipisahkan dengan Yayasan Bina Swadaya, sebuah yayasan yang semula bernama Yayasan Sosial Tani Membangun, didirikan bersama I Sayogo dan Ir Suradiman tahun 1967. Komitmen dan perhatiannya pada pemberdayaan masyarakat kecil (wong cilik) sudah terlihat sejak menjadi mahasiswa FE UGM—yang tidak mau menjadi pengusaha seperti umumnya alumni fakultas ekonomi pada masa itu—membawa Bambang Ismawan terlibat dalam kegiatan alternatif pemerintah yang dulu dikenal sebagai organisasi nonpemerintah (ornop), nongovernment organization (NGO), tetapi kemudian dia introdusir nama lembaga swadaya masyarakat (LSM), sebuah kegiatan pemberdayaan masyarakat yang kemudian dipakai sebutan umum segala kegiatan yang tidak berasal dari pemerintah, baik yang memfokuskan kegiatan advokasi maupun aksi langsung.

Bambang Ismawan bersama Bina Swadaya dikenal sebagai pelopor gerakan LSM yang berusaha mandiri, tidak tergantung dari bantuan, lewat berbagai usaha—dalam buku kedua disebutkan sebagai LSM terbesar di Asia Tenggara—karena itu pernah disindir sebagai membisniskan kemiskinan pada era tahun 1980-an. Namun, pada satu dekade kemudian, Bambang membuktikan langkah yang dia lakukan selama ini tidak keluar dari jalur pemberdayaan.

Koperasi yang dirintis awal kegiatan Bina Swadaya membuktikan masyarakat bisa mandiri, yaitu orang memperoleh kepastian atas hak miliknya, yang sejalan dengan pemikiran sosiolog Hernando de Soto, yaitu kepastian hak milik dipenuhi antara lain lewat sertifikasi tanah. Dalam konteks kemudian, mengaku berkali-kali bertemu pemenang Nobel dari Bangladesh, Muhamad Yunus, apa yang dilakukannya dalam menggerakkan swadaya masyarakat adalah mengadvokasi dan memberikan semangat bekerja pada masyarakat.

Bina Swadaya yang dirintis dan dikembangkannya saat ini dari sisi sebuah usaha dengan omzet Rp 20 miliar, 900 karyawan tetap, melayani secara langsung 100.000 keluarga miskin. Pusdiklat di Cimanggis sudah melatih sekitar 7.000 pimpinan LSM pengelola pemberdayaan masyarakat, penerbitan majalah luks pertanian Trubus yang terbit pertama tahun 1969 kini dengan oplah 70.000 eksemplar, penerbitan buku-buku pertanian sejak 25 tahun lalu disusul buku-buku kesehatan, keterampilan, dan bahasa, 12 toko pertanian di Jakarta, Semarang, dan Surabaya.

Bina Swadaya tidak lagi sebuah LSM yang kegiatannya mengandalkan dana pihak ketiga. Dalam usia 70 tahun, setelah 40 tahun lebih menangani Bina Swadaya sebagai Ketua Pengurus, resmi Bambang menyerahkan tongkat kepemimpinan pada Nico Krisnanto, mantan bankir yang sudah beberapa tahun belakangan ini magang di Bina Swadaya.

Tiga jalur

Dalam rencana kerja 10 tahun yang akan datang, Bina Swadaya ingin menjadi LSM yang besar dengan karyawan 5.000 orang pada tahun 2015 (buku pertama, hal 46), dengan tetap berpijak pada roh dan semangat awal, yakni pemberdayaan wong cilik. Sebutan macam-macam, akhirnya tepat yang dirumuskan untuk sosok Bambang Ismawan oleh Harry Tjan Silalahi, ”menolong wong cilik bukan karena merasa sebagai orang besar” (buku pertama, hal 25), menurut Frans Magnis Suseno SJ, ”berusaha di tingkat akar rumputbukan bagi masyarakat, melainkan bersama masyarakat untuk memperbaiki kehidupan mereka” (buku pertama, hal 111).

Menurut Bambang, untuk memberdayakan masyarakat dibutuhkan tiga jalur sebagai pegangan kerjanya selama lebih dari 40 tahun (buku pertama, hal 22-23). Jalur pertama lewat pengembangan kelembagaan. Lewat koperasi berbasis komunitas Bina Swadaya mendampingi lebih dari 20 juta keluarga bekerja sama dengan sejumlah lembaga. Lewat jalur ini koperasi yang digagas pertama kali oleh Bung Hatta sebagai usaha pemberdayaan masyarakat tetapi terperosok berhadapan dengan pengembangan ekonomi yang bermotif utama keuntungan margin, oleh Bina Swadaya dibuktikan sebagai lembaga yang tepat bagi pemberdayaan masyarakat.

Jalur kedua lewat jalur pengembangan ekonomi mikro. Menabung, kebajikan yang mungkin aneh di zaman konsumeristis sebagai penggerak roda ekonomi sekarang, oleh Bambang Ismawan dihidupkan sebagai jalur kedua pemberdayaan.

Dia beri contoh, di Cisalak para bakul harus membayar bunga 20 persen per bulan, di Muara Karang nelayan didera 50 persen bunga. Mengapa? Karena mereka tidak biasa menabung, tidak menyisihkan sebagian pendapatannya untuk disimpan. Yang perlu adalah pengubahan paradigma tentang sikap mengenai uang, lebih jauh tentang sikap hidup.

Bina Swadaya sejak tahun 1970-an mendorong masyarakat rajin menabung. Untuk usaha ini disalurkan kredit mikro bagi lebih dari sejuta orang di berbagai kota, dan tengah mengadopsi sistem Association for Social Advancement (ASA) yang dikembangkan Muhamad Yunus dari Bangladesh lewat Grameen Bank.

Jalur ketiga lewat promosi produk unggulan. Lewat majalah Trubus sudah diperkenalkan paling sedikit 19 produk unggulan yang mengangkat taraf hidup rakyat. Ada agroekspo, pengembangan burung walet, virgin coconut oil, anthurium, lobster air tawar, buah merah, sarang semut, dan lain-lain yang berdampak pada tumbuhnya lebih dari 4.000 industri agrobisnis.

Menurut Bambang, jalur tersulit dari tiga jalur itu adalah jalur kedua. Ada gesekan dan konflik kepentingan. Beberapa orang menyatakan tidak sanggup mengubah peran dari pendamping menjadi tukang tagih yang harus menjamin pengembalian pinjaman, sampai terjadi seorang direktur memperkarakan pengurus yayasan; suatu pekerjaan sulit sebab mengubah paradigma berpikir yang telanjur salah kaprah, dari meminjam uang berarti siap ngemplang menjadi siap mengembalikan.

Aktivitas Bambang diawali dengan keterlibatannya dalam organisasi yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat kecil, terutama sejak tinggal di Asrama Realino Yogyakarta dengan tempaan pemahaman tentang politik oleh Pastor Beek SJ. Adapun tempaan dan komitmen pada rakyat kecil dia belajar dan memperoleh penguatan dari Pastor John Dijkstra SJ, untuk masalah keuangan dari Pastor Christian Melchers SJ. Ketiga sosok itulah yang membentuk Bambang Ismawan sebagai seorang social entrepeneur yang tidak bergantung pada pihak ketiga, tetapi melakukannya secara berkelanjutan karena mampu berkembangberdasarkan penghasilan yang diperoleh dari pelayanan itu sendiri (buku pertama, hal 32-33).

Ada kesamaan antara wirausaha dan wirausaha sosial, yakni sama-sama mencari uang. Perbedaannya, wirausaha bertujuan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham, wirausaha sosial bertujuan meningkatkan nilai kesejahteraan anggota masyarakat yang menjadi target pelayanannya. Sosok Bambang Ismawan teringkas dalam kedua buku itu. Dialah seorang wirausahawan sosial dengan payung Bina Swadaya sebagai LSM. Bina Swadaya melakukan kegiatan bisnis untuk mendapatkan keuntungan dan keuntungan itu untuk memberdayakan masyarakat (buku pertama, hal 33).

Rumah tanpa pagar

Sebagai wirausahawan sosial, Bambang mencita-citakan masyarakat Indonesia simbolis sebuah rumah tanpa pagar, rumah tanpa palang dengan halaman yang sama. Dalam kisah perjuangan menegakkan keadilan dan mempresentasikan hak-hak rakyat, tidak akan dijumpai cara-cara kekerasan seperti turun ke jalan atau teriak demo ”mendampingi wong cilik” atau ”memberdayakan masyarakat akar rumput”. Lewal Bina Swadaya ia turun ke lapangan, tidak secara fisik menjadi petani, menjadi bankir, atau menjadi tukang becak. Ia menggerakkan sarana dan ajakan agar masyarakat sendiri berubah sehingga bukankah itu cita-cita dan cara kerja yang seharusnya diambil oleh para penggiat masyarakat: mengubah paradigma cara berpikir dan memberikan sarana untuk itu.

Sebagai persembahan ulang tahun, kedua buku ini nyaris tidak banyak beda dalam hal mendudukkan sosok Bambang Ismawan.

Sebagian besar halaman buku pertama diisi oleh komentar dan tanggapan orang lain. Buku kedua berisi perjalanan napas tilas, sekaligus melukiskan bagaimana refleksi selama perjalanan disampaikan oleh Bambang yang kemudian direkam apik oleh Eka Budianta. Buku kedua melengkapi, memberikan kidung pujian (mazmur) untuk sepak terjang Bambang Ismawan selama 70 tahun, 44 tahun di antaranya dalam Bina Swadaya. Untuk itu buku pertama dan kedua harus dibaca bersama-sama, keduanya saling melengkapi. Begitu dibaca bersama, akan kelihatan banyak kisah dan pernyataan yang diulang-ulang, tumpang tindih, baik dalambuku pertama sendiri maupun dalam buku pertama dan kedua sekaligus.

Masih ada cita-cita Bambang yang belum terpenuhi, di antaranya ingin mendirikan koperasi yang benar-benar koperasi untuk rakyat kecil termasuk di dalamnya kegiatan simpan pinjam. Koperasi merupakan sarana masyarakat untuk mandiri, terlihat besarnya peranan gugus-gusus wilayah (guswil) yang berada di lapangan, apalagi guswil-guswil itu akan diubah menjadi koperasi. Koperasi yang dibayangkan tidak sekadar koperasi simpan pinjam, tetapi koperasi dalam layanan menyimpan, meminjam dan konsultasi (jasa pengembangan proyek), dan pengembangan masyarakat.

Jalan panjang melanjutkan cita-cita masih terbentang, seperti dikritik F Rahardi menyangkut bagaimana menjadikan guswil-guswil itu benar-benar menjadi tumpuan harapan rakyat dengan contoh kasus aktual masalah rawan pangan.
http://www.binaswadaya.org/index.php?option=com_content&task=view&id=161&Itemid=38&lang=in_ID

Sukyatno Nugroho - Es Teler 77

Anak yang bodoh di sekolah belum tentu tidak sukses dalam hidupnya di kemudian hari. ?Sekolah saya enggak pintar, bahkan enggak suka sekolah,? kenang Presiden Direktur Es Teler 77 tentang masa kecilnya. Dua kali tidak naik kelas, dan yang naik pun berada di rangking 40-an di antara 50 siswa. Karena itulah SMA-nya cuma tiga bulan.

Akhirnya kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah, ini dikirim ayahnya, Hoo Ie Kheng, ke Jakarta, kepada pamannya. Ke Ibu Kota dengan harapan melanjutkan sekolah, tapi apa kata sang paman? ?Enggak usah sekolah, nanti saya latih dagang saja,? ujar Sukyatno menirukan ucapan pamannya. Beberapa tahun kemudian, Sukyatno sukses dengan Es Teler 77 yang juga memiliki cabang di Malaysia, Singapura, Australia, dengan total pekerja tiga ribu orang. Dan penyandang gelar doktor honoris causa ini malah berceramah di banyak universitas tentang bisnis franchise.

Awalnya, pria yang dulu bernama Hoo Tjioe Kiat ini menjadi penjaja (salesman) macam-macam barang: kancing baju, sisir, barang elektronik. Setiap hari dari Pasar Pagi, Jakarta Barat, ia naik oplet atau sepeda ke Jatinegara dan Jalan Sudirman, keduanya di Jakarta Pusat ?yang dulu banyak dipenuhi toko besi?lalu ke Tanjungpriok, Jakarta Barat. Tidak mau mengaku di mana tempat berjualannya, ia pernah dicurigai menjual barang-barang curian.

?Saya sempat putus asa,? kata Sukyatno. Pamannya memberi pelajaran: ?Kalau kamu datang sekali enggak bisa, datangi seribu kali. Kalau itu saja kamu enggak bisa, berarti kamu goblok.?

Sambil tetap berjualan barang, Sukyatno juga mencoba jadi tengkulak jual-beli tanah dan agen pengurusan surat izin mengemudi. Sampai pada suatu ketika, 1978, ia menjadi pemborong, membangun rumah dinas pesanan sebuah departemen. ?Ketika bangunannya hampir jadi, saya mau dikeroyok orang kampung. Ternyata itu tanah sengketa,? tuturnya. Akibatnya, ia terpuruk utang, sampai untuk bayar uang sekolah anaknya saja ia tidak mampu.

Ternyata Sukyatno mampu bangkit. Setelah membuka salon, ia membuat usaha es teler, terinspirasi mertuanya yang menang lomba membuat es teler. Namanya Es Teler 77 Juara Indonesia, pertama kali dibuka pada 7 Juli 1982. Selain mudah diingat, 77 adalah angka keberuntungan, katanya. Dari tenda-tenda di emperan pertokoan, ia pindah ke Jalan Lombok I dan Jalan Pembangunan, keduanya di Jakarta Pusat, karena digusur. Di dua tempat ini masih berkonsep kaki lima juga.

Lalu, bermodal nekat, pada 1987 ia pun membuka franchise di Solo dan Semarang, Jawa Tengah, sampai sekitar seratus buah. Ia akhirnya mulai masuk plaza, 1994. Selain es teler, ia juga berjualan mi tektek dan ikan bakar.

Walau sudah sukses, Sukyatno tetap merasa rakyat kecil. Menurut dia, itu karena ia terbiasa hidup sengsara sejak kecil?pada usia enam tahun sudah ditinggal ibunya, Lee Kien Nio, yang meninggal. ?Sampai sekarang saya masih senang makan di kaki lima, pakai pakaian biasa-biasa,? katanya.

Berkeinginan keras dan tekun, pantang menyerah, dan fokus menekuni satu bidang usaha merupakan kiat sukses Sukyatno.

Menikah dengan Yenny Setia Widjaja, yang saat itu juga berjualan, 1970, Sukyatno ayah tiga anak. Ia sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya, yang semuanya disekolahkan ke luar negeri. Ia juga mendidik mereka agar punya kepedulian sosial.

from: KCM
Logged
4/84: "Therefore, fight in the way of Allah. You are only responsible for yourself...."
fighter4hire
Glamhoth

Offline Offline

Posts: 25


View Profile
« Reply #1 on: November 23, 2006, 09:17:57 AM »

SUDONO SALIM

Di cakrawala ekonomi dan bisnis Indonesia, nama Liem Sioe Liong sudah menjadi legenda. Banyak yang lupa: hampir setengah abad yang lalu, pemuda perantau dari Futsing, Hokkian, Cina Selatan, itu memulai upayanya dengan magang pada seorang paman yang berdagang jagung, beras, kedelai -- antara lain.

Lahir sebagai Lin Shao-liang, anak kedua dari tiga bersaudara ini mengikuti jejak abangnya, Liem Sioe Hie, yang sudah mendarat di Jawa sembilan tahun lebih awal. ''Dua tahun pertama di Indonesia amat berat,'' tutur Shao-liang, yang belakangan dikenal juga dengan nama Sudono Salim.

Ketika Jepang datang, ia mulai berdagang minyak kacang kecil- kecilan di Kudus, Jawa Tengah. Kemudian mencoba nasib sebagai penyalur cengkih di kota sigaret kretek itu. Lalu, datanglah nasib baik serentak dengan saat pecahnya Revolusi 1945. Liem membantu Republik, yang membutuhkan banyak dana melawan Belanda.

Tetapi, ketika Jepang menyerah, ia sempat disrempet musibah. Berkarung-karung uang Jepang miliknya mendadak dinyatakan tidak laku, karena pemerintah menerbitkan uang baru. Ketika itu, tiap orang menerima satu rupiah uang baru tadi. ''Keluarga saya delapan orang, jadi dapat delapan rupiah, wah, edan,'' katanya mengenang.

Liem lalu mengubah taktik dagangnya. ''Bisnis itu tidak boleh atas dasar uang, tapi harus atas dasar barang,'' ia seperti memberi nasihat. Sejak itu pula ia lebih memusatkan usaha diversifikasi. Toh, ia merasa tidak bisa bergerak lincah di zaman Bung Karno. ''Dulu dagang susah, orang banyak bicara,'' katanya. ''Tapi sejak Orde Baru, dipimpin oleh Presiden Soeharto, saya ambil keputusan: apa yang harus dilakukan sebagai orang dagang.'' Dengan Pak Harto, Liem mengaku baru kenal setelah 1950-an, di Semarang.

Kini, bos perusahaan induk Liem Investors di Hong Kong, dan PT Salim Economic Development Corporation (SEDC) di Jakarta, itu sering disebut sebagai ''pengusaha terkaya nomor enam di dunia''. Jumlah hartanya mengalahkan keluarga Rotschild dan Rockefeller. Pada 1984, kekayaan kelompok ini ditaksir sekitar US$ 7 milyar. Artinya, sama dengan jumlah uang yang beredar di Indonesia ketika itu yang, menurut beberapa sumber, meliputi sekitar Rp 7 trilyun.

Liem pindah ke Jakarta pada 1951, dan mulai mengembangkan usahanya. Mula-mula ia mendirikan pabrik sabun, kemudian pabrik paku, ban sepeda, pengilangan karet, kerajinan, dan makanan. Ia juga bergerak di bidang pengusahaan hutan, bangunan, perhotelan, asuransi, perbankan, bahkan toko pakaian. Kunci sukses baginya adalah jasa. ''Kalau jasa itu jalannya betul, otomatis bisa jual lancar,'' katanya, dalam bahasa Indonesia yang tetap patah-patah.Namun, Liem keberatan usahanya dikatakan menerobos ke semua penjuru bisnis. ''Orang suka bilang ini-itu punya Liem Sioe Liong. Gila apa? Tapi kalau orang lain suka pakai nama Liem, bisa bilang apa?'' katanya kepada majalah TEMPO, media massa Indonesia pertama yang mewawancarainya, Maret 1984.

Kelompok ini juga mengaku tidak selamanya bernasib mujur. ''Dihitung-hitung, ada sekitar sepuluh perusahaan yang kami tutup, karena kalah bersaing,'' ujar Anthony Salim, nomor dua dari empat putra Liem -- yang sering disebut-sebut sebagai ''putra mahkota''. Paling tidak terdapat sekitar 37 perusahaan yang bernaung di bawah SEDC.

Selain dikenal sebagai ''raja bank'', kelompok Liem juga disebut-sebut sebagai satu di antara ''raja semen'' di dunia. Dalam setiap usaha patungan, kelompok ini selalu menonjol sebagai pemilik saham terbesar. Dan langkah itu bukannya tanpa pertimbangan. Dengan memiliki 51% saham perusahaan Hagemeier di Belanda, misalnya, ''Kami bisa menentukan policy perusahaan,'' kata Liem. ''Juga supaya bisa mengawasi ekspor dari Indonesia, misalnya hasil bumi.''

Sejak 1982, gebrakan kelompok Liem di luar negeri semakin mantap. Ia membeli, antara lain, 80% saham Hibernia Banchares, San Francisco, disusul 54,4% saham Shanghai Land Investment. Tetapi, Maret 1986, ia tersandung dalam usaha penanaman modal di Provinsi Fujian, RRC, bekas daerah kelahirannya.

Di kawasan itu, di sebuah desa peternakan tiram di Teluk Meizhou, terdapat proyek pengilangan minyak senilai US$ 800 juta. Usaha ini merupakan patungan antara China Fujian Petroleum Co., China Petrochemical International Corp., Fujian Investment & Enterprise Ltd., dan China Pacific Petroleum Ltd. Perusahaan terakhir ini, menurut surat kabar The Asian Wall Street Journal, didaftarkan di Liberia, dan ''dikontrol oleh Mr. Liem''.

Sayang, usaha patungan itu terkatung-katung, paling tidak sudah setahun. Konon, pihak RRC terlalu banyak menuntut. Mereka juga, yang memang kurang berpengalaman dalam menyelenggarakan bisnis patungan, bingung oleh melonjaknya harga barang-barang impor yang dibutuhkan kilang minyak tersebut. Pihak Liem sendiri, menurut koran tersebut, tidak begitu ambil pusing dan siap-siap menarik diri.

Menjelang usia 70, taipan yang juga sering dipanggil sebagai ''Oom Liem'' ini mengaku tidak lagi bekerja terlalu keras. ''Setiap hari saya masuk kantor jam sepuluh pagi, lalu terima tamu,'' katanya. Ia tidak merokok, juga tidak menjamah minuman keras. Kegemarannya terbatas: jogging tujuh kilometer setiap pagi, dan, kabarnya, mengunjungi klub malam. ''Saya juga sudah jarang sekali teken cek,'' katanya.

Lalu, siapa yang akan menggantikan tahta si Oom? ''Semua anak sama,'' katanya. ''Yang perlu di sini teamwork. Yang bilang Anton bakal ganti saya itu orang luar.'' Ia, memang, seperti lebih menekankan perlunya tenaga profesional. Hal ini tampak, antara lain, pada keterlibatan Liem memelopori dan menangani beberapa lembaga pendidikan, misalnya Yayasan Tarumanegara dan Prasetiya Mulya. 
http://allah-semata.org/forum/index.php?topic=147.0

Hasil Kerja 27 Tahun Lenyap dalam Sekejap

ESTHER NURYADI, salah seorang nasabah Bank Century Cabang Kelapa Gading Jakarta sejak tahun 2002, kaget alang kepalang tatkala pada bulan November 2008 tidak bisa menarik dana yang tersimpan di bank tersebut. Hasil kerja selama 27 tahun berupa uang tabungan berbentuk deposito sebesar Rp 700 juta lenyap dalam sekejap.

Demikian penuturan Esther tatkala bersama beberapa nasabah Bank Century lainnya melakukan audiensi dengan Pimpinan Fraksi Partai Golkar di Gedung Nusantara I DPR-RI Senayan, Kamis siang (21/1). Sebanyak kurang lebih 15 orang nasabah Bank Century berasal dari Jakarta tersebut menyampaikan keluhan-keluhan dan harapannya kepada para wakil rakyat, dengan didampingi kuasa hukum nasabah Bank Century Prof DR OC. Kaligis.

“Bukti-bukti bahwasannya saya nasabah Bank Century lengkap. Ada buku tabungan, bilyet dan hasil print out tentang kemana larinya uang tersebut dari Bank Century yang dikeluarkan pada 24 November 2008. Namun saya sia-sia mendapatkan kembali hak-hak saya. Dana hasil kerja selama 27 tahun. Saya bahkan di ping-pong untuk pengurusan dana milik sendiri tersebut mulai dari menemui pimpinan cabang, Bapepam dan Bank Indonesia. Lantas, kemana lagi saya musti mengadukan soal ini?” ujar Esther dengan nada tanya seraya menyerahkan bukti-bukti dimaksud kepada Ketua Fraksi Partai Golkar DPR, Setya Novanto.


Dikemukakan pula bahwa hingga kini belum sepeser pun dana nasabah yang kembali. Untuk Jakarta, uang nasabah kecil yang digelapkan Bank Century sekitar Rp 300 miliar. Untuk seluruh Indonesia mencapai Rp 1,4 triliun dari total nasabah sebanyak 1060 orang.

Sekretaris FPG DPR, Ade Komaruddin merespon aspirasi nasabah Bank Century tersebut, dengan berjanji akan mengusahakan rekomendasi melalui forum pengambilan keputusan yang ada di DPR, agar kerugian-kerugian yang dialami nasabah Bank Century ditanggung oleh negara. “Selain itu kami melalui anggota-anggota FPG yang ada di Pansus Century juga akan mempertanyakan masalah ini dengan memanggil pihak Badan Pengawas Penanaman Modal (Bapepam) dan Bank Indonesia (BI) terkait fakta-fakta yang masih tersembunyi soal Bank Century,” tandas Ade.

Dari unsur pimpinan FPG DPR, disamping Setya Novanto dan Ade Komaruddin turut hadir diantaranya Azis Syamsuddin (Wakil Ketua Komisi III/anggota Pansus Century), Bambang Soesatyo (Anggota Pansus Century) dan Melchias Markus Mekeng (Anggota Pansus Century).

=oOOo=

* Share this:
* StumbleUpon
* Digg
* Reddit
*

-6.325772 106.867990

Ditulis dalam Politik Nasional | Bertanda Ade Komaruddin (Sekretaris FPG), Azis Syamsuddin (Wakil Ketua Komisi III/anggota Pansus Century), Bambang Soesatyo (Anggota Pansus Century), Esther Nuryadi, Melchias Markus Mekeng (Anggota Pansus Century), OC. Kaligis, Pansus Century, Setya Novanto (Ketua FPG) | 2 Komentar
2 Tanggapan - tanggapan

1.
di/pada 22 Januari 2010 pada 1:07 pm | Balas Fanda
0
0

i

Rate This

Quantcast

Terlepas dari skandal bank Century, kita mendapat sebuah pelajaran untuk mengelola aset kita dengan lebih hati-hati. Pepatah lama yang mengatakan: ‘Don’t put all your eggs in one basket’ memang tak berlebihan. Karena pada dasarnya di manapun kita meletakkan uang kita, tak ada satu tempatpun yang 100% aman. Kita bisa saja menjadikannya aset tak bergerak seperti rumah, tapi kalo terbakar atau kena bencana alam?

Seberapapun jumlah aset kita, aku kira lebih baik kalau dipecah-pecah dan diletakkan di tempat serta instrumen yang berbeda. Sisakan secukupnya saja untuk hal-hal emergency. Sisanya di-inveskan ke banyak instrumen di banyak tempat. Memang agak ribet, tapi itu jelas mengurangi resiko.

Tapi memang jaman sekarang mencari bank yang aman juga susah. Ditaruh di bank besar, kalau ATM-nya dikloning, habislah. Ditaruh di bank kecil tapi yang ternyata ‘keropos’ seperti Century juga sama saja…habis. Mungkin paling baik investasi kebaikan dan kasih saja ya, karena tak ada yang akan merebut anugerah dariNya kepada kita
http://dwikisetiyawan.wordpress.com/2010/01/21/hasil-kerja-27-tahun-lenyap-dalam-sekejap/

Proses Pembuatan Kaca

, May 31, 2009


Proses Pembuatan Kaca

. Sunday, May 31, 2009

Pernahkah anda tahu bagaimana proses pembuatan kaca sehingga hal tersebut dapat kita manfaatkan sekarang ? Khususnya untuk kaca datar maka ada beberapa proses yang dilakukan agar bisa nampak seperti sekarang ini. Pengerjaannya sama seperti kaca lengkung yang saat ini kita manfaatkan untuk kaca mobil, etalase dan kaca lengkung rumah. Ternyata proses pembuatan kaca dari awal hingga akhir tidak semudah hasil yang telah kita lihat, namun ada beberapa tahap yang harus dilalui hingga berbentuk seperti sekarang ini.

Kaca dibuat dengan mencampur pasir dengan abu soda dan kapur atau dengan oksida timah. Bangsa Mesir kuno dianggap sebagai orang-orang pertama yang membuat kaca. Di alam juga ada bahan pembuat kaca, gambarnya seperti ini :

Tiga bahan dasar dicampur dengan cullet (pecahan kaca), dolomite dan saltcake, kemudian dilelehkan dalam tungku pembakaran. Panas sangat tinggi membuat bahan-bahan itu menyatu dan mencair, lalu keluar tungku dan mengalir ke sebuah ruang yang terapung. Disini, kaca mengapung di atas lelehan timah. Setelah agak mendingin, kaca dialirkan ke pipa air yang dingin. Pendinginan lebih lanjut terjadi dengan penyemprotan air pada kaca yang juga berfungsi memperkuatnya. Bila kaca sudah benar-benar dingin, baru dipotong sesuai kebutuhan.
http://kawuwung.blogspot.com/2009/05/proses-pembuatan-kaca.html

Hasil kerja

Dalam manajemen proyek, hasil kerja (bahasa Inggris: deliverable) adalah objek berwujud atau tak berwujud yang merupakan hasil pelaksaan proyek, sebagai bagian dari suatu kewajiban atau obligasi. Istilah yang biasa dikaitkan secara spesifik dengan objektif ini, dapat berupa suatu kata benda: suatu barang, produk, atau artefak yang harus dibuat dan diberikan sebagai bagian kewajiban, atau suatu kata keterangan: menjelaskan sesuatu yang harus diberikan sebagai bagian dari kewajiban.
http://id.wikipedia.org/wiki/Hasil_kerja

Tiga Tahun Menanti Hasil Kerja Polisi

PRAKTIK diskriminasi dan ketidakprofesional-an dalam menangani kasus hukum masih saja dilakukan oknum polisi di Polwiltabes Bandung. Hal itu dialami ibu saya yang tengah memperjuangkan hak milik tanahnya di Jl Babakan Radio, Sukaraja, Cicendo, Bandung, yang diserobot sepasang suami istri, suaminya SP, karyawan PT Dirgantara Indonesia, dan istri, T, PNS sebuah puskesmas di Bandung.
Pada 28 Mei 2007 ibu saya melaporkan penyerobotan tanah miliknya kepada polwiltabes setelah upaya damai dengan melibatkan aparat setempat tak berhasil ditempuh. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar permasalahannya dapat cepat terselesaikan sesuai dengan hukum.Surat tanda terima laporan tercatat Nomor Pol STPL/564/ V2007/BAG OPS tertanggal 28 Mei 2007. Polwiltabes menugasi seorang petugasnya dari Unit Reskrim Polwiltabes Bandung berinisial Gn untuk menangani kasus tersebut.
Awalnya petugas itu bekerja dengan baik dan meyakinkan bahwa ibu saya pasti akan memenangi perkara ini karena Ibu memiliki sertifikat tanah yang sah atas tanah yang diserobot.Waktu terus bergulir hingga tidak terasa sudah lebih dari dua tahun semenjak ibu saya melapor ke polwiltabes. Akan tetapi, kelanjutan penyelesaiannya tidak jelas. Berulang kali ibu saya menanyakannya kepada petugas tersebut. Namun, selalu saja ada alasan, entah karena sibuk urusan pilkada, pemilu, pilpres, atau alasan lainnya yang tak jelas.
Mengingat waktu penanganan yangtidak jelas sampai mana dan kapan selesainya, saya berinisiatif menuliskan kejadian ini di surat pembaca pada harian Media Indonesia yang dimuat Februari 2010. Setelah adanya surat tersebut Mabes Polri merespons tulisan tersebut dengan memberikan teguran.Awalnya saya gembira dengan respons dari Mabes Polri tersebut. Pihak polwiltabes langsung mengundang BPN untuk melakukan pemeriksaan tanah.
Saya pikir ini sangat terlambat, kenapa sudah 2,5 tahun perkara berjalan pemeriksaantanah baru dilakukan.Pemeriksaan tanah digelar, tetapi dengan arogannya si penyerobot menolaknya dengan alasan tidak diberi tahu dan menginginkan notaris, aparat RT, RW, kelurahan, dan kecamatan hadir dalam acara pemeriksaan itu. Akhirnya pemeriksaan batal diundur beberapa hari.Setelah keinginan si penyerobot dipenuhi, pemeriksaan tanah pun dilakukan. Oknum Gn juga hadir dan memandu acara itu.
Setelah pemeriksaan, polisi meminta kepada penyerobot untuk menunjukkan sertifikat tanah yang didiaminya. Namun, ia menolakdengan alasan sertifikat dijadikan agunan dibank untuk peminjaman uang. Sangat aneh sertifikat tanah bermasalah bisa jadi agunan.Akhirnya petugas BPN menjelaskan di hadapan orang yang hadir dalam pemeriksaan itu bahwa berdasarkan sertifikat yang ada, ibu saya adalah pemilik sah tanah yang didiami penyerobot.
Namun, penjelasan tersebut belum resmi karena keterangan yang resmi nanti akan dikeluarkan pihak BPN dalam berkas pemeriksaan, dan hanya pihak kepolisian yang berhak mengambil berkas tersebut.Sekitar minggu terakhir pada Maret 2010, Polwiltabes Bandung mengirimkan surat pemanggilan untuk meminta informasi tambahan dari pelapor, saksi, dan penyerobot. Ibu saya diperiksa Gn. Pada saat itu Gn mengatakan dirinya akan dipindahkan ke bagian lain.
Dari minggu ke minggu, bu-lan ke bulan, kami menunggu hasil pekembangan. Pada akhirnya ibu saya menghubungi Gn untuk menanyakan perkembangan kasus. Dengan nada kurang ramah. Gn mengatakan dirinya sudah pindah ke bagian lain dan sekarang kasus ditangani petugas yang lain. Ia menyarankan agar ibu say a datang ke kantor polwiltabes.Dari kejadian ini saya berpikir, sebenarnya pola komunikasi yang bagaimana yang dibangun kepolisian dalam melayani masyarakat? Tanpa pemberitahuan secarik kertas, kepolisian begitu enaknya memindahtangankan kasus dari petugas satu ke yang lainnya.
Akhirnya kami memintapengacara untuk mencari tahu informasi kasus ini. Pengacara kami mengatakan kasus ini ditangani Crdan menunggu hasil pemeriksaan yang lain.Secara psikologis, ibu saya yang telah berusia 62 tahun cukup tertekan dengan perkara yang tidak jelas penyelesaiannya ini. Waktu berjalan tiga bulan dari pemeriksaan, tetapi tidak ada kabar perkembangan. Salah satu teman yang sering beraktivitas di BPN mengabarkan bahwa berkas pemeriksaan sudah lama selesai, tapi hingga kini belum diambil pihak polisi.
Dengan didorong informasi tersebut, kami pun berinisiatif mendatangi Kantor Polwil Bandung. Di kantor tersebut kami ditemui kanit dan petugas Gr. Dari hasil perbincangan, semakin tampak kejanggalan-kejanggalan dalam penanganan kasus ini.Gr seolah menyalahkan kami bahwa pihak pelapor kurang berkomunikasi dengan polisi. Ini adalah pernyataan yang aneh. Bukankah polisi yang tidak memberikan informasi tentang penanganan kasus ini? Untuk pengambilalihan kasus ini pun, kami tidak diberitahu siapa petugasnya.
Ketika ditanyai mengapa berkas pemeriksaan tanah di BPN belum diambil pihak kepolisian. Gr mengatakan untuk mengambil berkas tersebut harus mengeluarkan biaya.Hal yang paling mengherankan lagi, Gr mengatakan penyelesaian kasus ini belum bisa berjalan karena ada saksi yang belum diperiksa karena sakit. Saya rasa ini sangat mengada-ada. Kalau alasannya sakit, .ip.it.,ill sakitnya itu parah hingga tiga bulan dan polisi mendapatkan surat keterangan sakit dari dokter? Bukankah ada upaya lain yang sesuai dengan prosedur untuk mengatasi permasalahan ketika saksi berhalangan?
Terkatung-katungnya kasus ini sangat merugikan kami. Dengan penanganan yang tidak profesional seperti ini, kepolisian sebagai pilar utama penegakan hukum tidak menghargai kami sebagai masyarakat biasa yang telah berusaha menghormati dan menegakkan supremasi hukum.Kami harap kepolisian bertindak profesional dan tidak diskriminatif dalam menangani kasus-kasus hukum, untuk menjamin kepastian hukum di negeri ini. Jika kasus besar ditangani dengan begitu gagah cepat ditangani, mengapa kasus kecil seperti ini sudah lebih dari tiga tahun berjalan tidak jelas kapan selesainya?
Saya melihat ada sesuatu yang tidak beres dalam penyelesaian kasus ini.Melalui tulisan ini, saya mengharapkan kepada pihak kepolisian, terutama Divisi Propam Mabes Polri, untuk memeriksa aparat polisi yang menangani kasus ini dan menindak secara tegas oknum yang telah membuat penyelesaian kasus ini lama dan terkatung-katung.
Tri Budiono SSos
Jl Babakan Radio RT 04/07 Sukaraja, Cicendo, Kota Bandung soldier4soul@gmail. com
Entitas terkaitAkhirnya | Awalnya | Berulang | BPN | Bukankah | Crdan | Gn | Gr | Ibu | Mengingat | Pemeriksaan | Pengacara | PNS | Polwiltabes | PRAKTIK | Sos | Surat | BAG OPS | Jl Babakan | Kantor Polwil | Kota Bandung | Mabes Polri | Media Indonesia | Nomor Pol | Oknum Gn | Polwiltabes Bandung | PT Dirgantara | Tri Budiono | Divisi Propam Mabes | Jl Babakan Radio RT | Unit Reskrim Polwiltabes Bandung | Tiga Tahun Menanti Hasil Kerja Polisi |
Ringkasan Artikel Ini
Awalnya petugas itu bekerja dengan baik dan meyakinkan bahwa ibu saya pasti akan memenangi perkara ini karena Ibu memiliki sertifikat tanah yang sah atas tanah yang diserobot.Waktu terus bergulir hingga tidak terasa sudah lebih dari dua tahun semenjak ibu saya melapor ke polwiltabes. Sangat aneh sertifikat tanah bermasalah bisa jadi agunan.Akhirnya petugas BPN menjelaskan di hadapan orang yang hadir dalam pemeriksaan itu bahwa berdasarkan sertifikat yang ada, ibu saya adalah pemilik sah tanah yang didiami penyerobot. Pengacara kami mengatakan kasus ini ditangani Crdan menunggu hasil pemeriksaan yang lain.Secara psikologis, ibu saya yang telah berusia 62 tahun cukup tertekan dengan perkara yang tidak jelas penyelesaiannya ini. Dengan penanganan yang tidak profesional seperti ini, kepolisian sebagai pilar utama penegakan hukum tidak menghargai kami sebagai masyarakat biasa yang telah berusaha menghormati dan menegakkan supremasi hukum.Kami harap kepolisian bertindak profesional dan tidak diskriminatif dalam menangani kasus-kasus hukum, untuk menjamin kepastian hukum di negeri ini. Saya melihat ada sesuatu yang tidak beres dalam penyelesaian kasus ini.Melalui tulisan ini, saya mengharapkan kepada pihak kepolisian, terutama Divisi Propam Mabes Polri, untuk memeriksa aparat polisi yang menangani kasus ini dan menindak secara tegas oknum yang telah membuat penyelesaian kasus ini lama dan terkatung-katung. 
http://bataviase.co.id/node/286230

Menanti Hasil Kerja Polisi

Begitu berat rasanya menjadi Kepala Divisi Humas Mabes Polri pada saat ini. Berat karena berusaha meluruskan setiap statemen yang diduga pernah keluar dari institusinya. Dalam beberapa hari ini saja sudah dua kali Kadiv Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Edward Aritonang menganulir pendapat institusinya. Pertama pada kasus video zina Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari. Saat itu ada berita yang mensinyalir bahwa pihak Polri melalui Kabareskim telah menyatakan ‘pengakuan’ pemeran video zina artis. Namun ketika berusaha dikonfirmasi oleh wartawan, Kadiv Humas mati-matian membantahnya. Dikatakan bahwa wartawan salah menafsirkan ucapan Kabareskim tentang video zina artis.
Kini kembali Kadiv Humas berupaya meluruskan berita yang terkait dengan telah dinyatakannya posisi hukum dua jaksa yang menangani kasus Gayus Tambunan, Cirus Sinaga dan Poltak Manulang.

Menurut Edward Aritonang,  Cirus Sinaga dan Poltak Manulang belum berstatus tersangka.
Dia mengatakan status kedua jaksa itu masih sebagai saksi. “Siapa yang bilang sudah tersangka,” kata Edward di Mabes Polri, Jakarta, Kamis 17 Juni 2010.
Keterangan Edward ini lagi-lagi meluruskan pernyataan Kabareskim, Komjen Ito Sumardi yang sebelumnya pernah mengatakan status Cirus dan Poltak telah menjadi tersangka.
Status kedua jaksa ini menjadi polemik. Karena keduanya sempat dinyatakan sebagai tersangka oleh Mabes Polri, namun tidak dikeluarkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP).
Nah, melihat dua peristiwa yang disebutkan di atas, rasanya komunikasi internal lembaga Kepolisian memang belum cukup solid hingga kerap terjadi silang pendapat. Semoga saja di lain waktu peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi karena bisa melahirkan asumsi yang kurang baik di masyarakat yang hingga kini merindukan kinerja polisi yang berkualitas.
http://berita-iptek.blogspot.com/2008/06/proses-pembuatan-teh.html

Proses

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil. Suatu proses mungkin dikenali oleh perubahan yang diciptakan terhadap sifat-sifat dari satu atau lebih objek di bawah pengaruhnya. Bandingkan: pengolahan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Proses

Proses Pembentukan Minyak Bumi

Proses pembentukan minyak bumi
Membahas identifikasi minyak bumi tidak dapat lepas dari bahasan teori pembentukan minyak bumi dan kondisi pembentukannya yang membuat suatu minyak bumi menjadi spesifik dan tidak sama antara suatu minyak bumi dengan minyak bumi lainnya. Karena saya adalah seorang chemist, maka pendekatan yang saya lakukan lebih banyak kepada aspek kimianya daripada dari aspek geologi. Pemahaman tentang proses pembentukan minyak bumi akan diperlukan sebagai bahan pertimbangan untuk menginterpretasikan hasil identifikasi. Ada banyak hipotesa tentang terbentuknya minyak bumi yang dikemukakan oleh para ahli, beberapa diantaranya adalah :
Teori Biogenesis (Organik)
Macqiur (Perancis, 1758) merupakan orang yang pertama kali mengemukakan pendapat bahwa minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kemudian M.W. Lamanosow (Rusia, 1763) juga mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas juga didukung oleh sarjana lainnya seperti, New Beery (1859), Engler (1909), Bruk (1936), Bearl (1938) dan Hofer. Mereka menyatakan bahwa: “minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yang telah mati berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.”
Teori Abiogenesis (Anorganik)
Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan dengan CO2 membentuk asitilena. Kemudian Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk akibat adanya pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam dalam bumi. Yang lebih ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan dengan proses terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut berdasarkan fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir beberapa planet lain.
Dari sekian banyak hipotesa tersebut yang sering dikemukakan adalah Teori Biogenesis, karena lebih bisa. Teori pembentukan minyak bumi terus berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi dan teknik analisis minyak bumi, sampai kemudian pada tahun 1984 G. D. Hobson dalam tulisannya yang berjudul “The Occurrence and Origin of Oil and Gas”.
Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena adanya kebocoran kecil yang permanen dalam siklus karbon. Siklus karbon ini terjadi antara atmosfir dengan permukaan bumi, yang digambarkan dengan dua panah dengan arah yang berlawanan, dimana karbon diangkut dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Pada arah pertama, karbon dioksida di atmosfir berasimilasi, artinya CO2 diekstrak dari atmosfir oleh organisme fotosintetik darat dan laut.
Pada arah yang kedua CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir melalui respirasi makhluk hidup (tumbuhan, hewan dan mikroorganisme). Dalam proses ini, terjadi kebocoran kecil yang memungkinkan satu bagian kecil karbon yang tidak dibebaskan kembali ke atmosfir dalam bentuk CO2, tetapi mengalami transformasi yang akhirnya menjadi fosil yang dapat terbakar. Bahan bakar fosil ini jumlahnya hanya kecil sekali. Bahan organik yang mengalami oksidasi selama pemendaman. Akibatnya, bagian utama dari karbon organik dalam bentuk karbonat menjadi sangat kecil jumlahnya dalam batuan sedimen.
Pada mulanya senyawa tersebut (seperti karbohidrat, protein dan lemak) diproduksi oleh makhluk hidup sesuai dengan kebutuhannya, seperti untuk mempertahankan diri, untuk berkembang biak atau sebagai komponen fisik dan makhluk hidup itu. Komponen yang dimaksud dapat berupa konstituen sel, membran, pigmen, lemak, gula atau protein dari tumbuh-tumbuhan, cendawan, jamur, protozoa, bakteri, invertebrata ataupun binatang berdarah dingin dan panas, sehingga dapat ditemukan di udara, pada permukaan, dalam air atau dalam tanah.
gambar_19_8
Apabila makhluk hidup tersebut mati, maka 99,9% senyawa karbon dan makhluk hidup akan kembali mengalami siklus sebagai rantai makanan, sedangkan sisanya 0,1% senyawa karbon terjebak dalam tanah dan dalam sedimen. Inilah yang merupakan cikal bakal senyawa-senyawa fosil atau dikenal juga sebagai embrio minyak bumi.
Embrio ini mengalami perpindahan dan akan menumpuk di salah satu tempat yang kemungkinan menjadi reservoar dan ada yang hanyut bersama aliran air sehingga menumpuk di bawah dasar laut, dan ada juga karena perbedaan tekanan di bawah laut muncul ke permukaan lalu menumpuk di permukaan dan ada pula yang terendapkan di permukaan laut dalam yang arusnya kecil.
Embrio kecil ini menumpuk dalam kondisi lingkungan lembab, gelap dan berbau tidak sedap di antara mineral-mineral dan sedimen, lalu membentuk molekul besar yang dikenal dengan geopolimer. Senyawa-senyawa organik yang terpendam ini akan tetap dengan karakter masing-masing yang spesifik sesuai dengan bahan dan lingkungan pembentukannya. Selanjutnya senyawa organik ini akan mengalami proses geologi dalam perut bumi. Pertama akanmengalami proses diagenesis, dimana senyawa organik dan makhluk hidup sudah merupakan senyawa mati dan terkubur sampai 600 meter saja di bawah permukaan dan lingkungan bersuhu di bawah 50°C.
table_19_2
Pada kondisi ini senyawa-senyawa organik yang berasal dan makhluk hidup mulai kehilangan gugus beroksigen akibat reaksi dekarboksilasi dan dehidratasi. Semakin dalam pemendaman terjadi, semakin panas lingkungannya, penam-bahan kedalaman 30 – 40 m akan menaik-kan temperatur 1°C. Di kedalaman lebih dan 600 m sampai 3000 m, suhu pemendaman akan berkisar antara 50 – 150 °C, proses geologi kedua yang disebut katagenesis akan berlangsung, maka geopolimer yang terpendam mulal terurai akibat panas bumi.
gambar_19_9
Komponen-komponen minyak bumi pada proses ini mulai terbentuk dan senyawa–senyawa karakteristik yang berasal dan makhluk hidup tertentu kembali dibebaskan dari molekul. Bila kedalaman terus berlanjut ke arah pusat bumi, temperatur semakin naik, dan jika kedalaman melebihi 3000 m dan suhu di atas 150°C, maka bahan-bahan organik dapat terurai menjadi gas bermolekul kecil, dan proses ini disebut metagenesis.
Setelah proses geologi ini dilewati, minyak bumi sudah terbentuk bersama-sama dengan bio-marka. Fosil molekul yang sudah terbentuk ini akan mengalami perpindahan (migrasi) karena kondisi lingkungan atau kerak bumi yang selalu bergerak rata-rata sejauh 5 cm per tahun, sehingga akan ter-perangkap pada suatu batuan berpori, atau selanjutnya akan bermigrasi membentuk suatu sumur minyak. Apabila dicuplik batuan yang memenjara minyak ini (batuan induk) atau minyak yang terperangkap dalam rongga bumi, akan ditemukan fosil senyawa-senyawa organik. Fosil-fosil senyawa inilah yang ditentukan strukturnya menggunaan be-berapa metoda analisis, sehingga dapat menerangkan asal-usul fosil, bahan pembentuk, migrasi minyak bumi serta hubungan antara suatu minyak bumi dengan minyak bumi lain dan hubungan minyak bumi dengan batuan induk.

Proses Pembuatan Kertas

Saat ini, sampai 97% kertas dunia dan board diproduksi dari pulp kayu, dan 85% pulp kayu ini berasal dari cemara, firs, dan pinuskonifer dan tumbuhan berdaun jarum lainnya Dinding kayu dari kayukayu lunak yang lebih banyak digunakan dalam produksi pulp memiliki 4045% berat sellulosa, 1525% berat hemiselulosa dan 2630% berat lignin. Maksud dari proses produksi pulp adalah memisahkan serat kayu tanpa merusaknya sehingga dapat dibuat menjadi lembaran kertas. Komponen lignin dalam kayu harus dilunakkan dan dilarutkan ka dalam fiber kayu itu sendiri. Produksi pulp secara komersial meiliki metode pelunakkan lignin dengan cara memanfaatkan perbedaan sifat fisik dan kimia antara selulosa dengan lignin untuk memperoleh fiber. Pelunakkannya terjadi sampai memiliki derajat lebih besar atau lebih kecil pada berbagai langkah yang dilakukan selama proses.
Pulp yang mempertahankan sebagian besar lignin yang mengandung seratserat
kaku tidak akan dapat dijadikan kertas yang kuat. Dalam hal ini, warna dan kekuatan kertas tersebut akan berkurang dengan cepat. Hal ini dapat diperbaiki dengan mengambil sebagian besar atau keseluruhan dari lignin yang akan diproses dengan menggunakan larutan berbagai zat kimia. Pulp seperti ini dikenal dengan nama pulp kimia. Sedangkan proses pelunakan lignin yang lain yaitu dengan memberi tekanan pada kayu pada batu asah grindstone akan memproduksi pulp mekanik. Pada proses ini, panas dihasilkan untuk mengurangi gesekan antara komponen dalam kayu sehingga fiber terpisah dari lignin dengan sedikit kerusakan. Selain pulp mekanik dan pulp kimia ada lagi jenis pulp yang lain yang diklasifikasikan berdasarkan proses pembuatannya yaitu pulp semikimia dan pulp kimiamekanik.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2AkIKbMNaBMCJSOI6z-FjOCXGpgMXaUg4hAAlz7NVgTKbNCnFa1DA3917Ccdhr0e1b4_LB28sbMw3C0goT8Lg6EO49gxZ47_Bbamh_DicZK_IFEXk5CyYCmzBT-yO_3rebq7MRaQPdDih/s1600/proses+pembuatan+kertas.JPGPembuatan pulp secara mekanik telah mengalami perkembangan yang cukup baik, di antaranya adalah proses yang bernama refiner Mechanical Pulping (RMP), Thermomechanical Pulping (TMP), dan Chemithermomechanical Pulping (CTMP). Adapun pembuatan pulp secara kimia biasanya menggunakan NaOH secara langsung maupun tidak langsung. Lignin dilarutkan dari bagian lapisan sehingga fiber terpisah. Dalam proses ini, kulit kayu diambil dan batang kayunya dibuat keepingkeping kayu kemudian dihancurkan dalam tekanan pada temperatur yang dibutuhkan. Proses pembuatan pulp secara kimia,yaitu:
1. Proses alkalin: proses soda, dan proses kraft
2. Proses sulfit : proses asam sulfit, dan proses bisulfit
Pulp yang dibuat dengan metode semikimia pertama kali ditemukan oleh Mitscherlich pada tahun 1984. Tujuan proses ini adalah menghasilkan perolehan yang maksimal yang setara dengan proses dari tingkat kekuatan dan kebersihan yang paling baik.
Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam proses ini adalah:
  1. Menggunakan larutan kimia untuk menghancurkan dan mencerna kayu. Larutan kimia yang biasa digunakan adalah NaOH, Na2CO3, Na2SO4. Dalam proses ini, sebagian besar hemiselulosa harus sudah tercerna
  1. Menghancurkan bahan secara mekanik, Salah satu proses terkenal pembuatan pulp secara semikimia adalah proses Neutral Sulfite Semichemical (NSCC). Proses pencernaan kayu merupakan proses yang memiliki arti yang sangat penting. Proses ini diatur sedemikian rupa dengan kondisi terbaik mulai dari temperature, tekanan, dan larutan kimia.
Tujuan utama dari pencernaan ini adalah:
  1. Menghasilkan pulp masak yang baik, yang bebas dari bagian bebas selulosa dan hemiselulosa
  2. Mencapai hasil maksimum dari perolehan hasil dengan kualitas yang baik.
  3. Menjamin persediaan pulp yang konstan Setelah mengalami proses penghancuran, selanjutnya pulp akan mengalami proses penggelantangan. Warna pulp sangat bergantung pada jenis kayu asal, cara proses, dan komponen tambahan yang terdapat dalam kayu. Selulosa dan hemiselulosa sudah berwarna putih dan tidak berkontribusi pada warna pulp, sedangkan lignin sangat berperan besar dalam memberikan warna pada pulp.
Pada dasarnya, terdapat dua tipe penggelantangan yang biasa dilakukan pada pulp. Kedua metode ini adalah:
  1. Memodifikasi secara kimia senyawa kromoforic pada kayu dengan menggunakan reaksi oksidasi atau oksidasi
  2. Menyempurnakan proses delignifikasi dan membuang beberapa senyawa karbohidrat lain Proses bleaching pada produksi pulp secara kimia dan mekanik berbeda.
Proses Pembuatan kertas Pulp akan dilewatkan pada berbagai unit proses dan operasi, diolah secara kimia maupun mekanik, ditambahkan berbagai zat additive kemudian masuk ke dalam mesing pembuat kertas khusus.
Beating dan pemurnian adalah proses awal yang digunakan untuk memperbaiki kekuatan dan sifat fisik dari kertas yang diinginkan, dan untuk mempengaruhi tingkah laku kertas selama berada dalam tahap proses pembentukan lembaran dan pengeringan tujuan proses ini adalah juga untuk menambah luas permukaan fiber dan pelarutan. Selain itu, proses ini juga dapat menambah fleksibilitas fiber sehingga bahan fiber menjadi relative mudah untuk dideformasi plastic dalam mesin kertas. Kualitas keluaran unit beater ini bergantung pada kualitas penghancurannya. Fiber untuk kertas biasanya keras dan elastic dan biasanya fiber akan berubah menjadi lunak jika dimasukkan ke dalam mesin kertas tanpe melalui proses beating ini.
Sizing adalah proses untuk menjadikan bahan fiber menjadi kertas dan lebih tahan rusak dari berbagai cairan, khususnya air. Damar adalah bahan terbanyak yang digunakan sebagai zat pembantu proses ini, selain itu, dapat digunakan juga bahan seperti pati, lem, kasein, resin sintetis, dan turunanturunan selulosa lainnya. Behan-bahan ini ditambahkan secara langsung ke dalam beater beater yang sedang memproses fiber, atau ditambahkan saat fiber sudah menjadi lembaran kertas kering untuk membuat permukaan tahan cairan.
Beberapa proses yang terkenal dalam proses pembuatan kertas, yaitu:
  1. Fourdrinier Mesin Fourdrinier pertama kali ditemukan pada tahun 1804 oleh Henry dan Sealy
Fourdrinier. Pada proses ini, kertas dibuat dengan mengendapkan suspensi fiber yang sangat larut dari suspense cairan pembawanya. Hampir 95% air dibuang pada proses ini. Saat itu, masing-masing fiber akan bersilangan satu sama lain secara acak.
  1. Silinder Mesin silinder atau dikenal dengan proses mesin tong pertama kali dikembangkan oleh John Dickinson dari Inggris pada tahun 1809. Manfaat mesin ini adalah dalam manufaktur kertas dus, yaitu sejumlah unit silinder dapat disusun sehingga lapisan fiber dari setiap silinder dapat diendapkan dan seluruh lembaran itu dapat dikombinasikan untuk membuat dus. Ketebalan diatur dan dibatasi dengan jumlah silinder yang digunakan.
  2. Twin wire Metode ini digunakan untuk membuat kertas dan kertas dus. Kertas dibentuk di antara dua penyaring. Dan air dikeluarkan dari bahan dengan memodifikasi tekanan dan bahkan sampai tercapai keadaan vakum.
  3. Pemerasan dan pengeringan Setelah meninggalkan mesin pembuat kertas di atas, kertas yang berupa lembaran yang masih mengandung 7590% air diumpankan kepada unit untuk diperas kemudian dikeringkan dengan rol pemanas dengan steam sampai tersisa kelembaban sebesar 410%.
Sifat Fisik kertas:
  1. Direksi kertas. Arah (direksi) kertas menentukan beberapa sifat fisik kertas yang lain. Arah ini
  2. bergantung pada orientasi urat fiber selam dalam proses pembuatan
  3. Basis Massa Basis Massa adalah ukuran massa dalam gram per meter kuadrat. Sifat fisik ini
  4. ditentukan oleh standar TAPPI T 410.
  5. Ketebalan Maksud ketebalan di sini adalah ketebalan satu lembar kertas yang diukur dalam kondisi spesifik TAPPI T 410 dan biasanya dinyatakan dalam mikron
  6. Kuat tarik Kuat tarik adalah gaya per lebar unit lembaran kertas yang dibutuhkan untuk
  7. menghasilkan kerusakan pada kertas tersebut pada kondisi spesifik
  8. Bidang potong Bidang potong ini dinyatakan dalam persentasi elongasi per lebar. Bidang potong akan memiliki nilai terbesar dalam arah silang.
  9. Bursting Strength Bursting Strength adalah tekanan hidrostatik yang dibutuhkan untuk memutuskan bahan saat berada dalam kondisi spesifik.
  10. Tearing Strength Tearing Strength adalah gaya ratarata
  11. yang dibutuhkan untuk menyobek sebuah lembaran kertas dalam kondisi spesifik
  12. Tingkat kekakuan Kekakuan yang dimaksud adalah tahanan ikatan yang diukur oleh gaya yang dibuthkan untuk memberikan pembelokan. Tingkat kekakuan bervariasi bergantung pada ketebalan kertas.
  13. Daya tahan lipat Daya tahan lipat merupakan jumlah lipatan maksimum yang masih dapat ditahan kertas sampai terjadinya kerusakan berdasarkan kondisi spesifik TAPPI T 410
Macammacam produk kertas Secara garis besar, kertas dibagi menjadi 2 kategori, yaitu
  1. kertas asli yang biasanya dibuat dari kertas tergelantang, dan digunakan untuk menulis, sebagai buku besar, buku dan cover.
  2. Kertas kasar (coarst), dibuat dari kertas tak tergelantang (tidak mengalami proses bleaching dari pulp kayu lunak dan biasanya digunakan untuk kemasan makanan.
Macammacam tipe kertas:
  1. Kertas kraft Biasanya digunakan untuk tas, karton berombak, juga untuk kemasan makanan
  2. Kertas tergelantang Biasanya digunakan untuk dibuat tas kecil, amplop, kertas lilin, label, dan bahan laminating
  3. Kertas Greaseproof Biasanya digunakan untuk fatty foods
  4. Kertas Glassine Merupakan kertas yang tahan minyak.Biasanya digunakan untuk tas, kotak dan kemasan makanan berminyak
  5. Perkamen sayur Kertas ini tidak beracun dan memiliki kekuatan tahan basah dan minyak. Biasanya digunakan untuk kemasan makanan basah dan berminyak
  6. Kertas tissue Kertas ini memiliki sifat lembut, dan semitransparan. 
http://school-press.com/sman1banjar/2010/01/proses-pembuatan-kertas/

Proses Pembuatan Batik

Secara umum proses pembuatan batik melalui 3 tahapan yaitu pewarnaan, pemberian malam(lilin) pada kain dan pelepasan lilin dari kain.
Kain putih yang akan dibatik dapat diberi warna dasar sesuai selera kita atau tetap berwarna putih sebelum kemudian di beri malam. Proses pemberian malam ini dapat menggunakan proses batik tulis dengan canting tangan atau dengan proses cap. Pada bagian kain yang diberi malam maka proses pewarnaan pada batik tidak dapat masuk karena tertutup oleh malam (wax resist). Setelah diberi malam, batik dicelup dengan warna. Proses pewarnaan ini dapat dilakukan beberapa kali sesuai keinginan, berapa warna yang diinginkan.
Jika proses pewarnaan dan pemberian malam selesai maka malam dilunturkan dengan proses pemanasan. Batik yang telah jadi direbus hingga malam menjadi leleh dan terlepas dari air. Proses perebusan ini dilakukan dua kali, yang terakhir dengan larutan soda ash untuk mematikan warna yang menempel pada batik, dan menghindari kelunturan. Setelah perebusan selesai, batik direndam air dingin dan dijemur.
http://batikpekalongan.wordpress.com/2007/11/20/28/

PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA (PSDM)


A. PENGERTIAN PERENCANAAN SDM
Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya.
Andrew E. Sikula (1981;145) mengemukakan bahwa:
“Perencanaan sumber daya manusia atau perencanaan tenaga kerja didefinisikan sebagai proses menentukan kebutuhan tenaga kerja dan berarti mempertemukan kebutuhan tersebut agar pelaksanaannya berinteraksi dengan rencana organisasi”.
George Milkovich dan Paul C. Nystrom (Dale Yoder, 1981:173) mendefinisikan bahwa:
“Perencanaan tenaga kerja adalah proses peramalan, pengembangan, pengimplementasian dan pengontrolan yang menjamin perusahaan mempunyai kesesuaian jumlah pegawai, penempatan pegawai secara benar, waktu yang tepat, yang secara otomatis lebih bermanfaat”.

Perencanaan SDM merupakan proses analisis dan identifikasi tersedianya kebutuhan akan sumber daya manusia sehingga organisasi tersebut dapat mencapai tujuannya.
1. Kepentingan Perencanaan SDM
Ada tiga kepentingan dalam perencanaan sumber daya manusia (SDM), yaitu:
Kepentingan Individu.
Kepentingan Organisasi.
Kepentingan Nasional.
2. Komponen-komponen Perencanaan SDM
Terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam perencanaan SDM, yaitu:


Tujuan
Perencanaan SDM harus mempunyai tujuan yang berdasarkan kepentingan individu, organisasi dan kepentingan nasional. Tujuan perencanaan SDM adalah menghubungkan SDM yang ada untuk kebutuhan perusahaan pada masa yang akan datang untuk menghindari mismanajemen dan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas.
Perencanaan Organisasi
Perencanaan Organisasi merupakan aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk mengadakan perubahan yang positif bagi perkembangan organisasi. Peramalan SDM dipengaruhi secara drastis oleh tingkat produksi. Tingkat produksi dari perusahaan penyedia (suplier) maupun pesaing dapat juga berpengaruh. Meramalkan SDM, perlu memperhitungkan perubahan teknologi, kondisi permintaan dan penawaran, dan perencanaan karir.
Kesimpulannya, PSDM memberikan petunjuk masa depan, menentukan dimana tenaga kerja diperoleh, kapan tenaga kerja dibutuhkan, dan pelatihan dan pengembangan jenis apa yang harus dimiliki tenaga kerja. Melalui rencana suksesi, jenjang karier tenaga kerja dapat disesuaikan dengan kebutuhan perorangan yang konsisten dengan kebutuhan suatu organisasi.
Syarat – syarat perencanaan SDM
Harus mengetahui secara jelas masalah yang akan direncanakannya.
Harus mampu mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang SDM.
Harus mempunyai pengalaman luas tentang job analysis, organisasi dan situasi persediaan SDM.
Harus mampu membaca situasi SDM masa kini dan masa mendatang.
Mampu memperkirakan peningkatan SDM dan teknologi masa depan.
Mengetahui secara luas peraturan dan kebijaksanaan perburuhan pemerintah.

3. Proses perencanaan SDM
Strategi SDM adalah alat yang digunakan untuk membantu organisasi untuk mengantisipasi dan mengatur penawaran dan permintaan SDM. Strategi SDM ini memberikan arah secara keseluruhan mengenai bagaimana kegiatan SDM akan dikembangkan dan dikelola.
Pengembangan rencana SDM merupakan rencana jangka panjang. Contohnya, dalam perencanaan SDM suatu organisasi harus mempertimbangkan alokasi orang-orang pada tugasnya untuk jangka panjang tidak hanya enam bulan kedepan atau hanya untuk tahun kedepan. Alokasi ini membutuhkan pengetahuan untuk dapat meramal kemungkinan apa yang akan terjadi kelak seperti perluasan, pengurangan pengoperasian, dan perubahan teknologi yang dapat mempengaruhi organisasi tersebut.
Prosedur perencanaan SDM
Menetapkan secara jelas kualitas dan kuantitas SDM yang dibutuhkan.
Mengumpulkan data dan informasi tentang SDM.
Mengelompokkan data dan informasi serta menganalisisnya.
Menetapkan beberapa alternative.
Memilih yang terbaik dari alternative yang ada menjadi rencana.
Menginformasikan rencana kepada para karyawan untuk direalisasikan.
Metode PSDM ,dikenal atas metode nonilmiah dan metode ilmiah. Metode nonilmiah diartikan bahwa perencanaan SDM hanya didasarkan atas pengalaman, imajinasi, dan perkiraan-perkiraan dari perencanaanya saja. Rencana SDM semacam ini risikonya cukup besar, misalnya kualitas dan kuantitas tenaga kerja tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Akibatnya timbul mismanajemen dan pemborosan yang merugikan perusahaan.
Metode ilmiah diartikan bahwa PSDM dilakukan berdasarkan atas hasil analisis dari data, informasi, dan peramalan (forecasting) dari perencananya. Rencana SDM semacam ini risikonya relative kecil karena segala sesuatunya telah diperhitungkan terlebih dahulu.

4. Pengevaluasian Rencana SDM
Jika perencanaan SDM dilakukan dengan baik, akan diperoleh keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
Manajemen puncak memiliki pandangan yang lebih baik terhadap dimensi SDM atau terhadap keputusan-keputusan bisnisnya.
Biaya SDM menjadi lebih kecil karena manajemen dapat mengantisipasi ketidakseimbangan sebelum terjadi hal-hal yang dibayangkan sebelumnya yang lebih besar biayanya.
Tersedianya lebih banyak waktu untuk menempatkan yang berbakat karena kebutuhan dapat diantisipasi dan diketahui sebelum jumlah tenaga kerja yang sebenarnya dibutuhkan.
Adanya kesempatan yang lebih baik untuk melibatkan wanita dan golongan minoritas didalam rencana masa yang akan datang.
Pengembangan para manajer dapat dilaksanakan dengan lebih baik.

Kendala-kendala PSDM
1. Standar kemampuan SDM
Standar kemampuan SDM yang pasti belum ada, akibatnya informasi kemampuan SDM hanya berdasarkan ramalan-ramalan (prediksi) saja yang sifatnya subjektif. Hal ini menjadi kendala yang serius dalam PSDM untuk menghitung potensi SDM secara pasti.
2. Manusia (SDM) Mahluk Hidup
Manusia sebagai mahluk hidup tidak dapat dikuasai sepenuhnya seperti mesin. Hal ini menjadi kendala PSDM, karena itu sulit memperhitungkan segala sesuatunya dalam rencana. Misalnya, ia mampu tapi kurang mau melepaskan kemampuannya.
3. Situasi SDM
Persediaan, mutu, dan penyebaran penduduk yang kurang mendukung kebutuhan SDM perusahaan. Hal ini menjadi kendala proses PSDM yang baik dan benar.

4. Kebijaksanaan Perburuhan Pemerintah
Kebijaksanaan perburuhan pemerintah, seperti kompensasi, jenis kelamin, WNA, dan kendala lain dalam PSDM untuk membuat rencana yang baik dan tepat.

B. PERAMALAN
Peramalan (forecasting) menggunakan informasi masa lalu dan saat ini untuk mengidentifikasi kondisi masa depan yang diharapkan. Proyeksi untuk masa yang akan datang tentu saja ada unsur ketidaktepatan. Basanya orang yang berpengalaman mampu meramal cukup akurat terhadap benefit organisasi dalam rencana jangka panjang.
Pendekatan-pendekatan untuk meramal SDM dapat dimulai dari perkiraan terbaik dari para manajer sampai pada simulasi komputer yang rumit. Asumsi yang sederhana mungkin cukup untuk jarak tertentu, tetapi jarak yang rumit akan diperlukan untuk yang lain.
Jangka waktu peramalan
Peramalan SDM harus dilakukan melalui tiga tahap: perencanaan jangka pendek, menengah dan panjang.
Peramalan terhadap kebutuhan SDM (permintaan)
Penekanan utama dari peramalan SDM saat ini adalah meramalkan kebutuhan SDM organisasi atau permintaan kebutuhan akan SDM. Ramalan permintaan dapat berupa penilaian subjektif atau matematis.
Metode meramalkan permintaan, yaitu:
1. Metode penilaian terdiri dari:
a. Estimasi dapat top down atau bottom up, tetapi pada dasarnya yang berkepentingan ditanya “Berapa orang yang akan anda butuhkan tahun depan?”
b. Rules of thumb mempercayakan pedoman umum diterapkan pada situasi khusus dalam organisasi . Contoh; pedoman “one operations managers per five reporting supervisors” membantu dan meramalkan jumlah supervisor yang dibutuhkan dalam suatu divisi. Bagaimanapun, hal ini penting untuk menyesuaikan pedoman untuk mengetahui kebutuhan departemen yang sangat bervariasi.
Teknik Delphi menggunakan input dari kelompok pakar. Opini pakar dicari dengan menggunakan kuesioner terpisah dalam situasi diramalkan. Opini pakar kemudian digabungkan dan dikembalikan kepada para pakar untuk opini tanpa nama yang kedua. Proses ini akana berlangsung beberapa pakar hingga pakar pada umumnya asetuju pada satu penilaian. Sebagai contoh, pendekatan ini telah digunakan untuk meramalakan pengaruh teknologi pada Manajemen SDM dan kebutuhan perekrutan staff.
Teknik kelompok Nominal, tidak seperti Delphi, membutuhkan pakar untuk bertemu secara langsung. Gagasan mereka biasanya timbul secara bebas pada saat pertama kali, didiskusikan sebagai kelompok dan kemudian disusun senagai laporan.
2. Metode Matematika, terdiri dari:
a. Analisis Regresi Statistik membuat perbandingan statistik dari hubungan masa lampau diantara berbagai faktor. Sebagai contoh, hubungan secara statistik antara penjualan kotor dan jumlah karyawan dalam rantai retail mungkin berguna dalam meramalkan sejumlah karyawan yang akan dibutuhkan jika penjualan retail meningkat 30 %.
b. Meode Simulasi merupakan gambaran situasi nyata dalam bentuk abstrak sebagai contoh, model ekonometri meramalkan pertumbuhan dalam pemakaian software akan mengarahkan dalam meramalkan kebutuhan pengembangan software.
c. Rasio Produktivitas menghitung rata-rata jumlah unit yang diproduksi perkaryawan. Rata-rata ini diaplikasikan untuk ramalan penjualan untuk menentukan jumlah karyawan yang dibutuhkan, sebagai contoh, suatu perusahaan dapat meramalkan jumlah penjualan representative menggunakan rasio ini.
d. Rasio jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dapat digunakan untuk meramalkan tenaga kerja tak langsung. Sebagai contoh, jika perusahaan biasanya menggunakan satu orang klerikal untuk 25 tenaga kerja produksi, yang rasio dapat digunakan untuk membantu estimasi untuk tenaga klerikal.

C. ESTIMASI PERSEDIAAN/SUPPLY SDM INTERNAL DAN EKSTERNAL
Kalau sudah ada proyeksi permintaan HR dimasa yang akan datang, masalah berikutnya adalah bagaimana mengisi kebutuhan tersebut.
Ada dua sumber persediaan SDM : internal dan eksternal. Persediaan/supply internal bisa berasal dari karyawan yang telah ada yang dapat dipromosikan, ditransfer, atau didemosi untuk mengisi lowongan. Supply eksternal berasal dari luar atau mereka yang tidak sedang bekerja di organisasi tersebut dan siap direkrut oleh organisasi/perusahaan.
1. PENILAIAN INTERNAL TERHADAP KETENAGAKERJAAN ORGANISASI
Bagian dari perencanaan sumber daya manusia adalah menganalisis pekerjaan yang perlu dilakukan dan keahlian yang terdapat pada seseorang untuk melakukan suatu tugas. Kebutuhan organisasi harus di bandingkan dengan penyediaan tenaga kerja yang ada.
Tidak hanya sekedar menghitung jumlah karyawan. Harus dilakukan audit tenaga kerja yang sudah ada untuk mengetahui kemampuan pekerja yang ada.
Informasi ini menjadi dasar estimasi tentatif mengenai lowongan-lowongan yang dapat diisi oleh karyawan yang ada.
Penugasan tentatif ini biasanya dicatat di”Replacement Chart”. Chart ini merupakan representasi visual menyangkut SIAPA yang akan menggantikan SIAPA jika terjadi pergantian. Namun karena informasinya yang terbatas maka perlu juga dilengkapi dengan “Replacement Summaries”.
Mempertimbangkan karyawan-karyawan yang sudah ada untuk lowongan di masa yang akan datang adalah penting jika karyawan diproyeksikan memiliki karir yang panjang.
Audit and Replacement Chart juga penting bagi HRD. Dengan pengetahuan akan karyawan yang lebih banyak, HRD dapat merencanakan recruiting, training, dan career planning secara lebih efektif.
Pengetahuan ini juga dapat membantu HRD untuk memenuhi AAP dengan mengidentifikasi calon-calon minoritas interen untuk lowongan-lowongan tertentu.
Berikut adalah pertanyaan yang di berikan selama penilaian internal:
1. Pekerjaan apa yang ada pada saat ini ?
2. Berapa banyak orang yang mengerjakan setiap tugas ?
3. Apa hubungan laporan di antara tugas-tugas tersebut ?
4. Berapa pentingnya masing-masing tugas tersebut ?
5. Pekerjaan manakah yang membutuhkan penerapan strategi organisasi ?
6. Apa saja karakteristik dari pekerjaan yang di harapkan ?

Metode-metode yang digunakan untuk mengestimasi/menilai supply SDM internal yaitu:
1.1. Auditing Pekerjaan dan Keahlian
Tahap permulaan untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan yang ada didalam suatu perusahaan adalah mengaudit pekerjaan yang sedang dilakukan organisasi pada saat ini. Penilaian internal ini menolong menempatkan kedudukan suatu organisasi dalam mengembangkan atau memantapkan keunggulan kompetitif. Analisis yang komprehensif dari semua pekerjaan saat ini memberikan dasar untuk mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan pada masa yang akan datang.
Audit SDM merupakan tindak lanjut dari realisasi perencanaan-perencanaan yang telah dilakukan.
Kepentingan audit bagi perusahaan
Untuk mengetahui prestasi karyawan.
Untuk mengetahui besarnya kompensasi karyawan yang bersangkutan.
Untuk mengetahui kreativitas dan perilaku karyawan.
Untuk menetapkan apakah karyawan perlu dimutasi (vertical-horizontal) dan atau diberhentikan.
Untuk mengetahui apakah karyawan itu dapat bekerja sama dengan karyawan lainya.

Kepentingan audit bagi SDM
Untuk memenuhi kepuasan ego manusia yang selalu ingin diperhatikan dan mendapat nilai/pujian dari hasil kerjanya.
Karyawan ingin mangetahui apakah prestasi kerjanya lebih baik dari pada karyawan lainya.
Untuk kepentingan jasa dan promosinya.
Mengakrabkan hubungan para karyawan dengan pimpinannya
Tujuan audit SDM
Untuk mengetahui apakah pelaksanaan dan hasil kerja karyawan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Untuk mengetahui apakah semua karyawan dapat menyelesaikan job description-nya dengan baik dan tepat waktu.
Sebagai pedoman menentukan besarnya balas jasa kepada setiap karyawan.
Sebagai dasar pertimbangan pemberian pujian dan atau hukuman kepada setiap karyawan.
Sebagai dasar pertimbangan pelaksanaan mutasi vertical (promosi atau demosi), horizontal, dan atau alih tugas bagi karyawan.
Untuk memotivasi peningkatan semangat kerja, prestasi kerja, dan kedisiplian karyawan.

1.2. Inventarisasi Kemampuan Organisasi
Sumber dasar dari data tenaga kerja adalah data Sumber Daya Manusia pada organisasi. Perencana dapat menggunakan inventarisasi ini untuk menentukan kebutuhan jangka panjang untuk perekrutan, penyeleksian dan pengembangan sumber daya manusia. Juga informasi tersebut dapat menjadi dasar untuk menentukan kemampuan tambahan yang diperlukan tenaga kerja masa mendatang yang mungkin belum diperlukan pada saat ini



Komponen Inventarisasi Kemampuan Organisasi sering kali terdiri dari:
a. Demografi tenaga kerja secara individu ( umur, masa kerja di organisasi, masa kerja pada jenis tugas yang sekarang).
Kemajuan karier secara individu penanggung tugas, waktu yang diperlukan untuk setiap jenis tugas, promosi atau perbahan ke tugas lain, tingkat upah).
Data kinerja secara individu ( penyerlesaian pekerjaan, perkembangan pada keahliannya)
Ketiga informasi diatas dapat diperluas meliputi:
Pendidikan dan pelatihan
Mobilitas dan letak geografis yang diinginkan
Bakat, kemampuan dan keinginan yang spesifik
Bidang yang diminati dan tingkat promosi didalam perusahaan
Tingkat kemampuan untuk promosi
Pensiun yang diharapkan

Informasi yang telah diperoleh dari hasil Audit SDM dan inventarisasi kemampuan organisasi SDM diatas lalu dikonversikan ke dalam:
· Sistem Informasi SDM (SISDM)
SISDM adalah sistem integrasi yang dirancang untuk menyediakan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan SDM.
1. Tujuan SISDM
Meningkatkan efisiensi data tenaga kerja dimana SDM dikumpulkan
Lebih Strategis dan berhubungan dengan perencanaan SDM.
2. Kegunaan SISDM
SISDM mempunyai banyak kegunaan dalam suatu organisasi. Yang paling dasar adalah otomatisasi dari pembayaran upah dan kegaiatan benefit. Dengan SISDM , pencatatan waktu tenaga kerja dimasukan kedalam system, dan dimodifikasi disesuaikan pada setiap individual. Kegunaan umum yang lain dari SISDM adalah kesetaraan kesempatan bekerja.

Untuk merancang SISDM yang efektif, para ahli menyarankan untuk menilainya dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai data yang akan diperlukan seperti:
1. Informasi apa yang tersedia, dan informasi apa yang dibutuhkan tentang orang-orang dalam organisasi?
2. Untuk tujuan apa informasi tersebut akan diberikan?
3. Pada format yang bagaimana seharusnya output untuk penyesuaian dengan data perusahaan lain?
4. Siapa yang membutuhkan informasi
5. Kapan dan seberapa seringnya informasi dibutuhkan?
· Succesion Planning
Merupakan proses HR planner dan operating managers gunakan untuk mengkonversi informasi mengenai karyawan-karyawan yang ada sekarang kedalam keputusan-keputusan menyangkut “internal job placements” dimasa yang akan datang.

2. ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL
Analisis lingkungan merupakan proses penelitian terhadap lingkungan organisasi untuk menentukan kesempatan atau ancaman. Hasil analisis akan mempengaruhi rencana SDM karena setiap organisasi akan masuk pada pasar tenaga kerja yang sama yang memasok, juga perusahaan lain.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pasokan tenaga kerja antara lain:
Pengaruh pemerintah
Kondisi perekonomian
Masalah kependudukan dan persaingan
komposisi tenaga kerja dan pola kerja

D. SEBAB-SEBAB PERMINTAAN SDM
1. Faktor internal sebagai sebab permintaan SDM
Faktor internal adalah kondisi persiapan dan kesiapan SDM sebuah organisasi/perusahaan dalam melakukan operasional bisnis pada masa sekarang dan untuk mengantisipasi perkembangannya dimasa depan. Dengan kata lain faktor internal adalah alasan permintaan SDM, yang bersumber dari kekurangan SDM didalam organisasi/perusahaan yang melaksanakan bisnisnya, yang menyebabkan diperlukan penambahan jumlah SDM. Alasan ini terdiri dari:
Faktor Rencana Strategik dan rencana operasional
Faktor prediksi produk dan penjualan
Faktor pembiayaan (cost) SDM
Faktor pembukaan bisnis baru (pengembangan bisnis)
Faktor desain Organisasi dan Desain Pekerjaan
Faktor keterbukaan dan keikutsertaan manajer
2. Faktor eksternal sebagai sebab permintaan SDM
Faktor eksternal adalah kondisi lingkungan bisnis yang berada diluar kendali perusahaan yang berpengaruh pada rencana strategic dan rencana operasional, sehingga langsung atau tidak langsung berpengaruh pada perencanaan SDM. Faktor eksternal tersebut pada dasarnya dapat dikategorikan sebagai sebab atau alasan permintaan SDM dilingkungan sebuah organisasi/perusahaan. Sebab atau alasan terdiri dari:
Faktor Ekonomi Nasional dan Internasional (Global)
Faktor Sosial, Politik dan Hukum
Faktor Teknologi
Faktor Pasar Tenaga Kerja dan Pesaing
3. Faktor Ketenagakerjaan
Faktor ini adalah kondisi tenaga kerja (SDM) yang dimiliki perusahaan sekarang dan prediksinya dimasa depan yang berpengaruh pada permintaan tenaga kerja baru. Kondisi tersebut dapat diketahui dari hasil audit SDM dan Sistem Informasi SDM (SISDM) sebagai bagian dari Sistem Informasi manajemen (SIM) sebuah organisasi/perusahaan. Beberapa dari faktor ini adalah:
a. Jumlah, waktu dan kualifikasi SDM yang pensiun, yang harus dimasukan dalam prediksi kebutuhan SDM sebagai pekerjaan/jabatan kosong yang harus dicari penggantinya.
Prediksi jumlah dan kualifikasi SDM yang akan berhenti/keluar dan PHK sesuai dengan Kesepakatan Kerja Bersama(KKB) atau kontrak kerja, yang harud diprediksi calon penggantinya untuk mengisi kekosongan pada waktu yang tepat, baik yang bersumber internal maupun eksternal.
Prediksi yang meninggal dunia

Pada akhirnya dari seluruh penjelasan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa PSDM sangat penting untuk dilakukan karena memungkinkan HRD menempatkan Staf yang tepat pada saat yang tepat.
http://yudhim.blogspot.com/2008/01/perencanaan-sumber-daya-manusia-psdm.html